Film dibuka dengan memperlihatkan arsip-arsip video ditahun 50-an, dimana uji coba bom nuklir marak terjadi bukanlah semata-mata hanya untuk mengetes kekuatan dari bom nuklir tersebut. Uji coba tersebut hanyalah pengalihan dari rencana pembunuhan sang monster raksasa, Godzilla. Kemudian ditahun 1999 sekelompok pemberontak di Philipina yang membuat tambang uranium menemukan fosil Godzilla dan diatasnya terdapat spora yang telah lahir dan melarikan diri ke laut. Masih ditahun yang sama Joe Brody bersama istrinya, Sandra yang bekerja di perusahaan pembangkit listrik tenanga nuklir di Jepang harus menghadapi gempa yang membuat hancurnya perusahaan itu. Tidak hanya itu saja, Joe pun harus kehilangan istrinya dan teman-teman kerjanya karena insiden itu.
15 tahun kemudian, anak dari Joe dan Sandra, Ford Brody telah selesai menjalani tugas militernya. Dihari itu juga dia mendapat kabar bahwa ayahnya berurusan dengan petugas keamanan jepang karena berusaha kembali memasuki zona karantina dari pembangkit listrik nuklir. Joe yang terus menyelidiki penyebab kecelakaan yang menewaskan istrinya itu bukanlah bencana alam biasa, tapi karena ada sesuatu hal yang lain. Hal ini malah membuat Joe dan Ford akhirnya kembali masuk kedalam zona karantina, dan menemukan bahwa yang menyebabkan kecelakaan itu adalah MUTO. Spora misterius yang diteliti oleh Ichiro Serizawa. Kemudian semua menjadi kacau ketika MUTO tersebut telah lahir dan menghancurkan semua yang ada.
Film yang akhirnya penuh dengan cerita drama ini menurutku mengecewakan dari banyak hal. Aaron Taylor-Johnson yang menjadi pemeran utama disini gagal memperlihatkan bahwa dialah sang lead actor. Dilain sisi Bryan Cranston yang diawal film aku kira menjadi pemeran utama ternyata hanyalah menjadi supporting actor, dan dia hanya tampil sepertempat film saja. Padahal satu-satunya aktor yang terlihat maksimal adalah Bryan Cranston menurutku. Dan sisa dari karakter-karakter lainnya? semua datar-datar aja dan terlihat tidak ada pergulatan emosi padahal yang mereka hadapi adalah monster raksasa yang dapat menghancurkan kota dengan mudahnya.
Untuk ukuran cerita sebenarnya bagus walaupun porsi drama mendapat jatah lebih banyak, tapi sayang banyak scene yang menurutku bisa luar biasa malah menjadi gagal. Seperti pertarungan pertama antara MUTO dan Godzilla, pertarungan itu malah diperlihatkan dalam bentuk berita yang ditonton oleh Sam Brody, anak dari Ford, yang menurutku gak punya kepentingan apa-apa dalam scene tersebut. Cepatnya perpindahan lokasi juga menurtku membuat alur film terasa begitu cepat dan melompat-lompat.
Tapi Untung saja semua itu bisa tertutupi dengan visual effect yang terlihat nyata. Hancurnya kota-kota besar dalam balutan CGI karena ulah sang monster benar-benar ditampilkan tanpa kekurangan. Tempo kemunculan para monster-pun sudah cukup pas dengan tarik-ulurnya membuat penonton penasaran akan pertarungan antar monster . Kembali visual effect lah yang berperan penting sebagai penyelamat film ini, selain dari reputasi sang Godzilla tentunya.
Walaupun tidak seperti yang diharapkan sebenarnya film ini cukup sebagai popcorn-movie. Dengan kekurangannya film ini masih cukup worth untuk ditonton. Terlebih lagi penampilan Godzilla yang telah berubah menjadi lebih sangar dan sedikit lebih chubby (mungkin karena kerjaanya hanya makan dan kelamaan tidur, haha) mampu menyelamatkan film ini. Dan difilm ini akhirnya menyelamatkan reputasi monster, bahwa tidak semua monster didasar laut adalah makhluk raksasa yang hanya membuat kerusakan pada peradaban manusia, setelah tahun lalu para monster didasar laut juga muncul yang diberi nama Kaiju. (?)
Leave a Comment.