David Moran adalah seorang pria sukses yang bekerja di Wall Street, tapi tidak dengan kehidupannya pribadinya yang gagal. Ketika berjalan pulang, tidak sengaja dia melihat tuna wisma yang ditabrak lari, dengan segera dia memberikan bantuan pertama pada tuna wisma tersebut. Dia pun berandai-andai untuk bisa menggantikan posisi tuna wisma tersebut, menanggung sedikit rasa sakit yang diderita tuna wisma tersebut. Istrinya pernah bilang bahwa rasa sakit itu adalah ketika istrinya pernah mendapat 30 luka jahitan dan demam selama berhari-hari yang didapat dari kucing yang berkelahi, tanpa mengehetahui bahwa sebenarnya David tau apa itu rasa sakit yang sebenarnya.
Ketika umur belasan tahun, David bertemu dengan Meg Loughlin untuk pertama kalinya. Meg dan Susan tinggal bersama bibinya, Ruth karena kedua orangtuanya yang meninggal karena kecelakaan. Pada awal kepindahannya semua berjalan baik-baik saja, sampai ketika Meg mendapat pelecehan dari para sepupunya. Bukannya menolong Meg, Ruth malah tetap membela anak-anaknya. Setelah kejadian ini Meg pun kerap mendapatkan siksaan dari bibinya, tentu saja David yang hanya seorang remaja tidak tau harus berbuat apa untuk membantu Meg yang kerap disiksa.
Menonton film gore terkadang terlihat biasa saja, sebut saja SAW, Hostel dan sejenisnya. Tapi tidak di film ini, walaupun tingkat penyiksaannya masih dibawah film gore, tapi film ini jauh lebih menguras emosi. Ya semua penyiksaan yang sangat halus ini malah semakin membuat film ini lebih sadis dari film gore murni. Menurutku ceritanya pun sukses membuat penonton untuk merasakan apa yang dirasakan oleh David disepanjang film ini. Terlebih lagi film ini berasal dari kisah nyata, yang semakin membuat perasaan bercampur aduk saat menonton film ini.
Sakit jiwa, ini adalah kata yang hampir aku ucapakan saat nonton film ini. Selain karena siksaan bertubi-tubi terhadap Meg, di film ini anak dibawah umur juga harus melihat dan melakukan adegan sadis di film ini, tidak kalah sakit jiwanya menurutku. Overall, film ini bukanlah film yang bisa dinikmati apalagi menghibur, karena menonton film ini seperti mendapat siskaan psikologis melihat adegan mengerikan tentang sisi gila manusia yang sakit jiwa.
Leave a Comment.