Berlatar di abad ke 26 tepatnya di tahun 2563, 300 tahun setelah insiden The Fallen, sebuah bencana akibat perang yang menyebabkan hanya menyisakan satu kota terbang bernama Zalem. Dimulai dengan kisah Dr. Dyson Ido (Christoph Waltz) yang mencari sisa-sisa rongsokan di tempat pembuangan di bawah kota Zalem. Tanpa sengaja Ido menemukan potongan tubuh cyborg rusak namun dengan bagian otak yang masih hidup. Ido pun menghidupkan kembali cyborg itu hingga hidup kembali dan berfungsi normal, namun sayangnya cyborg itu tidak ingat nama ataupun masa lalunya, karena itu akhirnya dia diberi nama Alita (Rosa Salazar). Alita yang terlahir seperti gadis murni yang selalu penasaran akan banyak hal akhirnya bertualang mencari hal baru di Iron City ditemani oleh teman barunya, Hugo (Keean Johnson). Seiring berjalannya waktu, ternyata Alita bukanlah cyborg sembarangan, ia memiliki sebuah tekologi yang telah lama hilang yang membuatnya memiliki kekuatan yang besar terlebih lagi ia menguasi Panzer Kunst. Karena hal itu Alita harus berurusan dengan Nova, seorang penduduk Zalem yang banyak mengontrol kehidupan di Iron City, yang semakin lama mengungkap masa lalu Alita dan rahasia dari kota Zalem.
Alita: Battle Angle adalah sebuah film adaptasi dari manga Jepang karya Yukito Kishiro. Dan biasanya jika sebuah karya dari Jepang yang diapatasi oleh Hollywood maka akan banyak terdapat perubahan-perubahan yang drastis sehingga banyak yang gagal dalam mewujudkannya. Tapi menurutku, kali ini Alita: Battle Angle tidak terlalu buruk. Sosok karakter Alita di sini bahkan juga dibuat sama persis dengan karakter aslinya dengan mata yang besar dan badan yang kecil, khas karakter seorang perempuan di manga Jepang. Dengan balutan CGI yang megah untuk menampilkan sosok Alita jelas bukan lah hal yang main-main, terbukti dengan tertundanya film ini selama 20 tahun karena terbatasnya teknologi pada saat itu, selain karena sang sutradara James Cameron sibuk dengan proyek film Avatar-nya tentunya.
Untuk ceritanya film ini mengambil beberapa plot cerita awal dan beberapa plot cerita pada bagian pertengahan dari manganya yang kemudian digabungkan untuk menjadi sebuah plot baru. Ada banyak perbedaan walaupun secara garis besar sama, seperti sebuah cerita yang baru. Tapi terlepas dari itu semua, untuk plot cerita film ini tidak begitu buruk. Beberapa perubahan mungkin dilakukan agara ceritanya padat untuk film dengan durasi sekitar 2 jam.
Sepanjang film kita akan dibawa untuk melihat karakter development dari Alita yang walau kadang kelihangan arah. Hubungan emosional Alita dan Dr. Ido juga tergambar jelas. Namun sayangnya untuk bagian kisah percintaanya dengan Hugo masih terlalu cheesy. Ingin terlihat dibuat menjadi kisah romantis kisah cinta seorang manusia dan sebuah cyborg malah terlihat aneh. Tapi di luar kisah romansanya, keberhasilan karakter Alita juga tidak lepas dari Rosa Salazar yang memerankan karakter Alita.
Satu hal dari film ini yang memang tidak ada kekurangan adalah visual efeknya. Semua hal yang terlibat oleh cgi terlihat sempurna. Bagian aksi dan pertarungannya juga bagus, bahkan detail karakter Alita seperti helai rambut, raut wajah yang dipengaruhi emosi juga terlihat natural. Akhirnya entah karena emang film ini di rancang untuk ada sekuelnya, atau karena beratnya menggabungkan puluhan chapter di manga menjadi film dengan durasi 2 jam. Tapi di luar itu semua, kekurangan film ini memang dari segi cerita yang kurang maksimal walaupun hasilnya juga tidak begitu buruk.
Leave a Comment.