Riggan Thomson adalah seorang aktor yang meraih masa kejayaannya saat memerankan karakter superhero Birdman 20 tahun yang lalu. Sayangnya setelah masa kejayaannya tersebut dirinya tenggelam oleh waktu dan semakin terlupakan. Seakan masih terjebak dengan masa lalunya, Riggan yang masih menginginkan ketenaran pun mencoba untuk membuat drama teater yang diadaptasi dari cerita Raymond Carver. Sayangnya sebelum pementasan selalu ada masalah yang dihadapi oleh Riggan, dari masalahnya dengan aktor Broadway terkenal Mike Shiner, putrinya Sam Thomson, pacarnya yang sedang hamil Laura, hingga seorang kritikus bernama Tabitha. Bahkan dirinya sendiri pun sebenarnya adalah masalah utama yang dia hadapi. Padahal Riggan merasa satu-satunya cara untuk menghidupkan kembali karir dan eksistensi dirinya adalah dengan pementasan teater drama ini.
Terlalu banyak review bagus tentang film ini yang sayangnya itu semua gak berlaku buatku. Entah kenapa cerita tingkat tinggi yang kental drama seperti ini seakan bukan menjadi apa-apa. Film ini memang jelas bukan lah film superhero walaupun berjudul Birdman, ceritanya pun lebih berpusat pada karakter Riggan yang mempunyai delusi dan ego tinggi. Selain drama tingkat tingginya, film ini juga memberika cerita satir tentang kehidupan aktor dan selebritis Hollywood.
Jika bukan orang yang suka akan cerita drama yang kuat atau cerita satir, percayalah ini bukanlah film yang tepat. Walaupun diakui film ini memanglah bukan film biasa, nyatanya film ini adalah juara di ajang Oscar tahun ini. Dan mungkin karena "Bukan" film biasalah yang membuat film ini tidak bisa dinikmati dengan santi. Satu-satunya hal yang bisa nikmati dengan santai adalah menikmati pengambilan gambar film ini yang terlihat seperti one-take shot panjang tanpa jeda selama hampir 2 jam film ini berlangsung.
Leave a Comment.