Di tahun 2045 masalah kemiskinan, over populasi dan masih banyaknya berbagai masalah utama lainnya walaupun teknologi sudah sangat begitu canggih, tidak terkecuali dengan teknologi untuk game virtual reality paling sukses bernama OASIS yang pada saat itu sudah seperti kehidupan kedua para pemain karena di dalam game itu para pemainnya dapat melakukan berbagai hal seperti bekerja, belajar, membeli barang, atau sekedar mencari hiburan, dan kegiatan lainnya seperti di kehidupan nyata. Menceritakan Wade Watts (Tye Sheridan), seorang anak yatim piatu yg tinggal bersama bibinya di pinggiran kota Colombus. Seperti kebanyakan orang lain Wade bermain OASIS untuk mencari easter egg yang ditinggalkan oleh pencipta OASIS, James Halliday (Mark Rylance) sebelum dirinya meninggal. Easter egg itu adalah kunci untuk memegang penuh kontrol atas OASIS dan mewarisi seluruh kekayaan Halliday yang bernilai setengah triliun dollar.
Wade yang memakai nickname Parzival di OASIS tidak sendiri, bersama rekan virtual Aech (Lena Whaite) dan Art3mis (Olivia Cooke) berusaha untuk menyelesaikan easter egg dari Halliday dan juga dari saingan terbesarnya, sebuah perusahaan bernama Innovative Online Industries (IOI) yang dipimpin oleh Nolan Sorrento (Ben Mendelsohn) yang ingin menguasai dunia OASIS dengan cara mengirim puluhan para pemain profesional ke dalam permainan setiap harinya untuk menyelesaikan easter egg dari Halliday.
Film bertema video games adalah hal yang jarang, selain karena keterbatasan durasi, biasanya hasilnya juga kebanyakan tidak sesuai dengan ekspektasi. Dan Ready Player One juga harus mengemban tugas berat untuk bisa membuktikan bahwa film ini bisa berhasil mengangkat film bertema video games. Terlebih lagi film ini juga membawa kultur pop dari tahun 80-an hingga sekarang. Jika dihitung ada lebih dari ratusan kultur pop yang di bawa oleh Steven Spielberg masuk ke dalam film ini. Nama Spielberg bukanlah nama yang asing, karena sutradara ini sudah sangat berpengalaman untuk membentuk imajinasi menjadi sebuah film. Dan hasilnya? Tidak mengecewakan.
Dari awal film ini dimulai tidak pernah berhenti untuk menampilkan easter egg berbagai kultur pop video game, film, atau karakter-karakter yang ikonik hingga film ini berakhir. Melihat kembali easter egg semacam ini seakan membawa perasaan nostalgia, dengan sentuhan moderen tentunya. Dengan dibantu dengan CGI yang baik, juga semakin menambah nilai plus visual film ini. Sayangnya, jika tidak memperhatikan dengan jeli, easter egg semacam ini kadang sering terlewatkan, dan mungkin terlebih lagi dengan generasi 2000-an yang awam.
Dengan cerita yang ringan, film ini akan mengalir begitu saja jika ditonton. Tidak begitu bertele-tele untuk menyampaikan pesan moral dalam ceritanya. Sayangnya ada beberapa bagian yang tidak diceritakan dengan begitu jelas, sehingga pada scene tertentu sedikit mengundang pertanyaan. Dan kesimpulannya adalah, film ini layak untuk ditonton, visual yang memanjakan, cerita yang ringan dengan bagian terbaiknya adalah kultur pop yang dibawa menjadi nyawa film ini. Dan dengan film ini juga seakan memberikan harapan bahwa Hollywood mungkin bisa membuat live action Gundam.
Leave a Comment.